Popular Posts
-
Karangan ini saya buat berdasarkan apa yang saya ketahui dan apa yang saya dapatkan di bangku perkuliahan Fakultas Hukum Universitas ...
-
Suatu wacana yang menarik ketika kita mengkaji filosof dan ilmuwan. Apakah filosof (ahli filsafat ilmu) dan ilmuwan i...
-
Ketika Wortley, mengemukakan bahwa : “ Jurisprudence is the knowledge of law in its various forms and manifestations ” ...
-
Suatu hal yang menarik ketika kita mengkaji, dengan dibentuknya beberapa komisi-komisi negara seperti Komisi Yudisial, Komisi Pemberantas...
-
Berbicara mengenai kriminologi, otomatis tidak lepas dari pembahasan masalah kejahatan dan merupakan salah satu ilmu pemb...
-
Apakah kita hidup di dunia ataukah kita diciptakan di muka bumi ini dengan tujuan atau perspektif kita terhadap diri kita bahwa d...
-
Apakah segala bentuk perbuatan atau tindakan warga Negara menjadi terbatas (kaku) dengan adanya suatu aturan hukum, ...
-
Untuk memahami apa itu filsafat, mari kita lihat pendapat-pendapat para ahli tentang pengertian filsafat : 1. Plato (427 SM...
-
Berbicara mengenai konsep kekinian, tentu manusia tidak terlepas dari apa yang dibutuhkan atau yang dinginkannya yaitu belajar. Apa...
-
Hidup yang terpahami adalah kematian yang sesungguhnya, dan kematian yang terpahami adalah awal dari langkah untuk memulai...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Blog Archive
Kategori
- Agama ( 6 )
- Hukum & Sosial ( 13 )
- Logika & Filsafat ( 10 )
- Motivasi ( 5 )
- Puisi ( 2 )
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Sabtu, 07 Desember 2013
Hidup adalah kekosongan
sampai manusia menghidupi yang menjadi tugas manusia untuk memberi makna atas
hidup tersebut dan makna hidup tidak lain adalah makna yang anda pilih.
Meskipun gerakan eksistensialisme di Perancis hampir mencapai sukses popularitas,
adalah gerakan yang berlalu begitu saja dan mencapai waktu kurang lebih dari
satu abad. Dan juga eksistensialisme digambarkan sebagai anti-historis, para
pendukungnya menunjukkan minat yang tidak kecil dari para pendahulu mereka.Pernyataan
mengenai eksistensial muncul pertama kali ketika zaman keemasan filsafat Jerman
mencapai puncak pada system dialektika-nya Hegel. Mengundang dari filsuf
berkebangsaan Denmark yang suka menyendiri, Soren Kierkegaard mengemukakan
tentang sanggaha-sanggahan yang sangat tajam dan dia berpendapat bahwa
kebanyakan filsafat bukanlah kebijaksanaan yang lahir dari kehidupan melainkan
hanyalah kebijaksanaan tentang kebijaksanaan da hanya sedikit berkaitan dengan
kehidupan, hanya individu yang nyata dan konkret, realitas eksistensi setiap
orang berasal dari ‘kedalaman’ jiwanya sendiri-sendiri bukan dari apapun yang
dapat disusun secara sistematis oleh pikiran manusia karena pengetahuan yang
diobjektifkan tidak selalu sama dengan kebenaran. Lalu, apa
definisi dari eksistensialisme?perlu diketahui bahwa beragamnya penafsiran
terhadap eksistensialisme yang tidak punya dalil atau didefinisikan berdasarkan
kelaziman. Eksistensialisme adalah sebuah doktrin yang benar-benar memungkinkan
manusia menjadi mungkin artinya bahwa manusia mendefinisikan manusia melalui
tindakan-tindakannya yang justru membangkitkan hasrat menuju kebahagiaan
(optimisme). Dalam studi sekolahan filsafat eksistensialisme
paling dikenal hadir lewat Jean-Paul Sartre, yang terkenal dengan
diktumnya "human is condemned to be free", bahwa manusia
dikutuk untuk bebas, maka dengan kebebasannya itulah kemudian manusia
bertindak. Pertanyaan yang paling sering muncul sebagai derivasi kebebasan
eksistensialis adalah, sejauh mana kebebasan tersebut bebas? atau "dalam
istilah orde baru", apakah eksistensialisme mengenal "kebebasan yang
bertanggung jawab"? Bagi eksistensialis, ketika kebebasan adalah
satu-satunya universalitas manusia, maka batasan dari kebebasan dari setiap
individu adalah kebebasan individu lain. Kekhawatiran akan ketidakamanan
lingkungan sekitar dan analisis pencarian penyebab-penyebabnya sangat erat
dengan motif eksistensial dalam karya Karl Jaspers (Prof. Filsafat di
Heidelberg) bahwa “sangkaan yang kuat pada kemajuan masyarakat peradaban
teknologis yang hanya sebagai penyakit sosial. Semakin besarnya ketergantungan
terhadap pemikiran objektif harus dibayar dengan terpinggirnya eksistensi
manusia”. Maksudnya adalah dengan terbentuknya suatu masyarakat, maka kehendak-kehendak
individu semakin terbinasa dikarenakan dengan adanya suatu masyarakat maka
semakin terbentuknya suatu objektivitas (dalam hal ini “kesepakatan”).Prinsip
yang perlu diketahui dari eksistensialisme adalah eksistensi mendahului esensi
yaitu manusia berkehendak dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri/menjadi
diri sendiri. Dan pengertian dari subjektivitas adalah kebebasan-kebebasan
subjek-subjek individual yang dimana manusia tidak dapat melampaui
subjektivitasnya (memilih keputusan yang baik). Eksistensialisme juga
menolak dengan adanya pengingkaran dan keputusasaan karena diri sendirilah yang
dapat menentukan hidup sendiri dan membatasi diri sendiri untuk menggantungkan
diri pada semua yang berada dalam keinginan-keinginan kita didalam keseluruhan
yang memungkinkan tindakan-tindakan kita dapat dilakukan.Ketika Rene
Descartes berkata bahwa "taklukkan diri dulu, sebelum menaklukkan
dunia". Kaum marxis juga berkata bahwa "tindakan anda dibatasi oleh
kematian, tetapi anda dapat mengandalkan bantuan orang lain". Dan yang
terakhir kaum eksistensialis juga berkata “tidak ada cinta yang dapat
dilepaskan dari tindakan cinta, tidak ada potensi cinta lain kecuali diwujudkan
dalam tindakan mencinta, tidak ada genius lain apapun yang diekspresikan dalam
karya seni. Pemikiran ini menempatkan orang pada suatu posisi untuk melihat
bahwa hanya realitalah yang dapat kita percayai. Bahwa mimpi, harapan, dan
keinginan hanyalah impian kosong, harapan yang belum terwujud dan keinginan
yang belum terpenuhi.
Label:
Logika & Filsafat
|
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)