Popular Posts
-
Karangan ini saya buat berdasarkan apa yang saya ketahui dan apa yang saya dapatkan di bangku perkuliahan Fakultas Hukum Universitas ...
-
Suatu wacana yang menarik ketika kita mengkaji filosof dan ilmuwan. Apakah filosof (ahli filsafat ilmu) dan ilmuwan i...
-
Ketika Wortley, mengemukakan bahwa : “ Jurisprudence is the knowledge of law in its various forms and manifestations ” ...
-
Suatu hal yang menarik ketika kita mengkaji, dengan dibentuknya beberapa komisi-komisi negara seperti Komisi Yudisial, Komisi Pemberantas...
-
Berbicara mengenai kriminologi, otomatis tidak lepas dari pembahasan masalah kejahatan dan merupakan salah satu ilmu pemb...
-
Apakah kita hidup di dunia ataukah kita diciptakan di muka bumi ini dengan tujuan atau perspektif kita terhadap diri kita bahwa d...
-
Apakah segala bentuk perbuatan atau tindakan warga Negara menjadi terbatas (kaku) dengan adanya suatu aturan hukum, ...
-
Untuk memahami apa itu filsafat, mari kita lihat pendapat-pendapat para ahli tentang pengertian filsafat : 1. Plato (427 SM...
-
Berbicara mengenai konsep kekinian, tentu manusia tidak terlepas dari apa yang dibutuhkan atau yang dinginkannya yaitu belajar. Apa...
-
Hidup yang terpahami adalah kematian yang sesungguhnya, dan kematian yang terpahami adalah awal dari langkah untuk memulai...
Blogger templates
Blogger news
Blogroll
About
Blog Archive
Kategori
- Agama ( 6 )
- Hukum & Sosial ( 13 )
- Logika & Filsafat ( 10 )
- Motivasi ( 5 )
- Puisi ( 2 )
Mengenai Saya
Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 17 Juli 2014
Pergerakan mahasiswa menjadi multitafsir terhadap yang dimaksud dengan idealisme terhadap dunia post-modernisme ini yang mendarah daging dalam jiwa idealisme mahasiswa yaitu bebas nilai terhadap kejadian yang terjadi.
Secara universal, perlu dikatakan bahwa mahasiswa dan bukan mahasiswa adalah manusia itu sendiri, dimana mahasiswa haruslah memahami manusia secara universal melalui fitrah yang dimiliki oleh setiap manusia. Menurut Murtada Muthahhari (pemikir dari Iran) bahwa fitrah manusia itu memiliki 2 fitrah yaitu fitrah menalar (akal) dan fitrah merasa (hati).
Terkadang mahasiswa menggunakan fitrah menalar (analisis) sampai lupa dengan fitrah merasa (hati) terhadap masyarakat atau publik dan inilah disebut dengan idealisme kiri. Juga ada mahasiswa yang menggunakan fitrah merasa (hati) sampai lupa terhadap fitrah menalar (akal) terhadap penalaran masyarakat/publik yang mengakibatkan pergerakan mahasiswa menjadi luntur. Hal yang sangat cenderung mempengaruhi dunia kemahasiswaan adalah terbentuknya pemikiran yang konsumtif diakibatkan produk-produk yang memerangi alam bawah sadar masyarakat modern yang sesuai dengan bahasa Antonio Gramsci yang disebut dengan hegemoni (penyerangan alam bawah sadar). Maksudnya adalah mahasiswa cenderung memiliki penyakit untuk berpikir bagaimana kemudian dapat memiliki produk, sehingga ketika semakin banyak produk yang dimiliki mahasiswa maka mahasiswa akan semakin disibukkan untuk merawat produk yang dimiliki sehingga mengurangi waktu untuk berpikir terhadap perubahan zaman, misalnya penyelewengan kekuasaan, kezaliman terjadi di suatu daerah tertentu. Dan hal ini juga menjadi penyebab lunturnya gerakan mahasiswa sekarang ini. Akankah mahasiswa membiarkan kezaliman ini terus terjadi? sebagaimana seseorang membutuhkan payung ketika hujan terjadi, sebagaimana itu pula manusia merindukan akan adanya keadilan yang hakiki dan mahasiswa memiliki amanah untuk itu dalam artian perubahan zaman dari kezaliman menuju keadilan.
Meminjam dari bahasa seorang pemikir yang bernama Erich Fromm bahwa penyakit manusia modern adalah manusia disibukkan untuk bagaimana kemudian untuk dapat dicintai sehingga lupa akan cara bagaimana kita dapat mencintai sesuatu. Misalnya dalam dunia keperempuanan disibukkan dengan dunia-dunia kosmetik dan laki-laki disibukkan dengan dunia style (gaya hidup yang sesuai dengan produk yang ada). Sehingga, tolak ukur pergaulan mahasiswa cenderung kepada produk apa yang kita miliki.
Tidak ada yang salah dalam dunia modern ini dikarenakan dunia modern atau perkembangan teknologi adalah sesuatu yang pasti terjadi, tapi bagaimana kemudian mahasiswa tidak kehilangan nilai yang dipikulnya salah satunya adalah sebagai penggerak perubahan. akankah mahasiswa membiarkan kezaliman yang mendarah daging di negara ini?
Kemudian yang menjadi permasalahan adalah pergerakan mahasiswa tidak lagi disertai dengan gerakan cinta dalam artian mahasiswa haruslah memahami nilai kemahasiswaan disertai dengan cara-cara yang modern atau sesuai dengan zaman dan perlunya mahasiswa untuk menganalisis zaman untuk menjawab pergerakan mahasiswa. Cara untuk memberi sesuatu itu melalui perkembangan zaman (budaya) dan nilai (tujuan) yang akan disampaikan dari segi kemahasiswaan itu tidak pernah berubah. Ketika mahasiswa sudah memiliki nilai apa yang akan dicapai melalui sejarah, maka diperlukan juga mengenali budaya untuk memiliki metode atau cara untuk mahasiswa menyampaikan nilai kemahasiswaan, maka pada saat itulah pergerakan cinta terjadi yaitu pergerakan yang memahami nilai kemahasiswaan dan memahami zaman yang disebut tantangan pergerakan cinta.
Label:
Logika & Filsafat
|
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)