Popular Posts

Blogger templates

Blogger news

Blogroll

About

Diberdayakan oleh Blogger.
Selasa, 13 Agustus 2013

                Terkadang kita mengeluarkan kata seperti : setan atau iblis. Apakah setan dan iblis itu berbeda atau sama? Dimana letak perbedaannya? Lantas, bagaimana pandangan Al-Qur’an mengenai setan dan iblis? Siapa-siapa saja yang termasuk golongan setan di dunia ini?  Berbicara masalah waktu, apakah setan dipenjara/dikurung selama bulan puasa?
                Setan dan iblis mempunyai arti yang berbeda. Menurut pandangan Al-Qur’an , itu diberlakukan kepada kekuatan-kekuatan yang menciptakan penyimpangan, kejahatan dan penyelewengan. Berdasarkan ini, kita temukan dalam Al Qur’an yaitu “ setan-setan diantara golongan manusia dan jin” dalam artian bahwa manusia-manusia ada yang mengenakan pakaian, berbuat dan berjalan sesuai dengan dengan sifat setan itu sendiri, serta setan-setan yang dari jenis jin. Dan setan-setan terkadang berada di dalam diri manusia (yaitu sifat egoisme, hasrat rendah, ketamakan, kemarahan, kealpaan dan sebagainya. Dan kadang pula berada di luar manusia (aksiden) misalnya seperti  yang menduduki sebagai jabatan, pemimpin agama(ulama), penguasa, penjahat keras kepala, busuk, kejadian yang merangsang birahi dan lain-lain. Dan pada saat bulan ramadhan mungkin ada makhluk berwujud manusia tapi perlakuan atau tindakannya seperti setan.
                Sekarang, seandainya kita tidak memanjakan setan dalam diri kita sebagai manusia biasa, maka setan-setan di luar tidak akan bisa mempengaruhi diri kita. Karena alasan tersebut tidak bisa kita mempersalahkan penyimpangan kita sendiri pada kondisi –kondisi sosial atau mereka yang menggiring kita pada kealpaan. Di dalam al-qur’an sendiri disebutkan ada pertengkaran antara kaum mustakbirin dan kaum tertindas pada hari keputusan. Kaum tertindas menuduh golongan kaum mustakbirin telah menyesatkan mereka tetapi pihak kedua membantah dan menyangga bahwa mereka sendiri semestinya tidak mendengarkan mereka.  Mereka berdua sama-sama mengatakan kebenaran dan pada waktu yang sama, kedua-duanya dijatuhi hukuman.
                Sedangkan jin berasal dari jana yaitu terhalang atau tak terlihat. Sedangkan Ifrit merupakan salah satu jenis dari golongan jin yang memiliki kekuatan besar serta dia memiliki kemampuan untuk membunuh manusia. Dalam tafsir surat An-Nas, Qatadah berkata : “Sesungguhnya dari jin dan manusia terdapat setan-setan”. Dalam surah Al-An’am (112) dikatakan “”Dan demikian lah Aku jadikan untuk setiap nabi musuh dari setan-setan manusia dan jin”. Dalam buku “Hayatul Hayawan al-Kubra” karangan Dumairi : semua jin adalah keturunan Iblis. Namun dikatakan juga bahwa Jin merupakan satu rumpun, sedangkan Iblis adalah satu dari mereka. Jin juga mempunyai keturunan,seperti dijelaskan dalam al-Qur’an surah al-Kahf (55) “Apakah kalian akan menjadikan mereka (jin) dan keturunanya sebagai kekasih selain Aku (Allah) padahal mereka adalah musuh kalian”. Mereka yang kafir dari kaum jin disebut setan. Semua yang durhaka dan membangkang dari manusia, jin dan hewan disebut setan. Orang Arab menyebut ular sebagai setan. Yang terpenting bagi umat manusia adalah meyakini bahwa setan adalah musuh mereka dan selalu berusaha untuk menyesatkannya dan menjauhkannya dari jalan Allah. Kita dilarang menyembah atau menuruti kata setan.  Dalam surah Yasin (60) dikatakan “Bukankah Aku (Allah) telah membuat perjanjian kepadamu hai bani Adam agar kalian tidak menyembah setan, mereka adalah musuh yang paling jelas”. Demikian juga dalam surah Fathir (6) “Sesungguhnya setan adalah musuh kalian maka jadikanlah mereka musuh”. Dan banyak dalil-dalil yang mengingatkan kita agar hati-hati terhadap tipu daya dan rayuan setan ini.

0 komentar: